Thursday, November 10, 2011

Lewat sebuah Hadits Qudsi Allah mengajak hamba-Nya berdialog



(Sebuah Renungan Awal)

  Hamba-Ku,
Aku haramkan aniaya atas Diri-Ku
Dan Kujadikan ia larangan bagimu
Maka, janganlah saling menganiaya

Hamba-Ku,
Setiap dari kalian akan tersesat
Kecuali mereka yang Kuberi petunjuk
Maka mintalah bimbingan kepada-Ku Pasti Ku bimbing

Hamba-Ku,
Setiap dari kalian tetap akan lapar
Kecuali mereka yang Kuberi rezeki
Maka mintalah nafkah kepada-Ku Pasti Kupenuhi

Hamba-Ku,
Setiap dari kalian adalah telanjang
Kecuali orang yang Ku sandangi
Maka mintalah pakaian kepada-Ku Pasti Ku cukupi
Hamba-Ku,
Tak ada artinya bagi-Ku
Perilaku baik dan burukmu
Maka berbuatlah sesukamu

Hamba-Ku,
Jika saja seluruh dari sesamamu
Semenjak makhluk pertama hingga generasi paling purna
Baik jin maupun manusia
Semuanya bertakwa dengan sepenuh jiwa
Laksana jiwa orang yang paling suci di antaramu
Sungguh sedikit pun tidak menambahi
Kemegah-agungan istana-Ku
Dan kalaupun semuanya durhaka
Laksana jiwa orang yang paling durjana di antaramu
Sungguh sedikit pun takkan mempengaruhi
Kemegahan istana-Ku
Dan seandainya semuanya berdiri menyatu
Di atas sebongkah batu
Kemudian berdoa dan meminta
Pasti akan Kupenuhi satu persatu pintanya
Dan sungguh semua itu
Takkan mengurangi sedikit pun apa yang ada pada-Ku
Melainkan hanya bagai air yang menempel pada peniti
Yang dientas dari samudera

Hamba-Ku,
Adanya dirimu hanya bagi dirimu
Dan semua bergantung atas perbuatanmu
Aku berikan kesempatan
Dan nantinya Ku anugerahi balasan
Siapa pun nantinya yang memperoleh kebaikan
Hendaklah ia berterima kasih dan memuji Tuhan
Dan yang menemukan keburukan
Janganlah mengeluh dan menyalahkan
Kecuali pada dirinya sendiri
Rasulullah saw. bersabda:
Orang-orang yang selalu menyayangi
Akan disayang Maha Penyayang
Maka, sayangilah penghuni bumi
Niscaya engkau akan disayang penduduk langit

Renungan (panggilan-Panggilan Untuk jenazah)





















di terangkan dalam suatu hadits, apabila ruh terpisah dari jasadnya, maka di panggillah langit dengan 3 kali panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK CUCU ADAM, APAKAH KAMU YANG MENIGGALKAN DUNIA ATAU DUNIA YANG MENINGGALKANMU?
  • APAKAH KAMU YANG MENGUMPULKAN DUNIA ATAU DUNIA YANG MENGUMPULKAN KAMU?
  • APAKAH KAMU YANG MENGALAHKAN DUNIA ATAU DUNIA YANG MENGALAHKAN KAMU?
Ketika mayit itu di letakkan di tempat pemandian, maka di panggillah mayit itu dengan 3 kali panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK CUCU ADAM, DI MANAKAH BADANMU YANG PERKASA ITU, DAN APAKAH YANG MENYEBABKANMU MENJADI LEMAH?
  • DIMANAKAH LISANMU YANG FASIH DAN APAKAH YANG MENJADIKANMU DIA?
  • DIMANAKAH KEKASIH-KEKASIHMU ITU DAN APAKAH YANG MENYEBABKANMU MENJADI SUSAH?
Ketika mayit itu di letakkan dalam kain kafan, di panggillah mayit itu dengan 3 panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK CUCU ADAM, KAMU AKAN PERGI DALAM BEPERGIAN YANG JAUH DENGAN TANPA MEMBAWA PERBEKALAN.
  • KAMU AKAN KELUAR DARI RUMAHMU, MAKA KAMU TIDAK AKAN KEMBALI LAGI.
  • KAMU AKAN NAIK SEEKOR KUDA YANG TIDAK PERNAH KAMU NAIKI SEBELUMNYA DAN SELAMA-LAMANYA KAMU AKAN KEMBALI KE SEBUAH RUMAH YANG PENUH DENGAN KESUSAHAN.
Ketika mayit itu di letakkan di atas keranda, maka mayit itu di panggil dengan 3 kali panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK ADAM, BAHAGIALAH KAMU, JIKA KAMU TERMASUK GOLONGAN YANG BERTAUBAT.
  • BAHAGIALAH KAMU, JIKA AMAL-AMAL KAMU TERMASUK AMAL PERBUATAN YANG BAIK.
  • BAHAGIALAH KAMU, JIKA TEMAN-TEMANMU DAN SANAK KERABATMU MEMPEROLEH KERIDLAAN ALLAH SUBHANA HU WA TA A’LAA. AKAN TETAPI CELAKALAH KAMU, JIKA TEMAN-TEMANMU DAN SANAK KERABATMU DI MURKAI OLEH ALLAH SUBHANA HU WA TA A’LAA.
Ketika mayit itu di letakkan untuk di shalati maka mayit itu di panggil dengan 3 kali panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK ADAM, SETIAP PERBUATANMU YANG KAMU LAKUKAN ENGKAU AKAN MELIHATNYA.
  • APABILA PERBUATAN AMALMU ITU BAIK, MAKA KAMU AKAN MELIHAT SUATU KEBAIKAN.
  • DAN APABILA PERBUATAN AMALMU ITU JELEK, MAKA KAMU AKAN MELIHAT SESUATU KEJELEKAN.
Ketika mayit itu di letakkan di tepi kuburan, maka mayit itu di panggil dengan 3 kali panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK ADAM, BEKAL APA YANG KAMU PERSIAPKAN DI DALAM DUNIA YANG PENUH DENGAN KERAMAIAN UNTUK MENGHADAPI TEMPAY YANG HINA INI.
  • BEKAL APA YANG KAMU BAWA DARI KEKAYAANMU UNTUK MENGHADAPI KEFAKIRAN INI.
  • DAN BEKAL CAHAYA APA YANG KAMU BAWA UNTUK MENYINARI KEGELAPAN INI.
Ketika mayit itu di letak kan di liang lahat, maka mayit itu di panggil dengan 3 kali panggilan, yaitu:
  • WAHAI ANAK ADAM, KAMU DI ATAS PUNGGUNGKU DENGAN TERTAWA BERSUKA RIA, SEKARANG KAMU BERADA DI PERUTKU DENGAN MENANGIS.
  • KAMU BERADA DI PUNGGUNGKU DENGAN BERGEMBIRA, SEKARANG KAMU BERADA DI PERUTKU DENGAN KESUSAHAN.
  • DAN KETIKA KAMU BERADA DI ATAS PUNGGUNGKU DAPAT BERBICARA, SEKARANG KAMU DALAM PERUTKU DALAM KEADAAN DIAM.
Dan ketika semua orang yang mengiring atas mayit telah meninggalkannya, maka Allah Subhana hu Wa Ta a’laa, berfirman: “Wahai hambaKu, sekarang kamu tinggal dengan sendirian tak seorangpun yang menemani, karena orang-orang sama meninggalkanmu dalam gelapnya kuburan. Sedangkan kamu telah durhaka kepadaKu demi mereka (manusia), demi istrimu, anak-anakmu. Sedangkan aku adalah sangat mengasihimu, pada hari ini curahan Rahmad yang dikagumi oleh semua makhluk manusia. Dan aku lebih menaruh kasihan kepadamu daripada belas kasih orang tua kepada anaknya.


KEADAAN BUMI DALAM ALAM KUBUR

Anas Ibnu Malik Radhiallah huanhum mengatakan: “Bahwa sanya bumi itu setiap hari memanggil-manggil dengan 10 kalimat, yaitu:
  • WAHAI ANAK ADAM, KAMU BERJALAM DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN KEMBALI KE DALAM PERUTKU.
  • KAMU DURHAKA DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN DI SIKSA DI DALAM PERUTKU
  • KAMU TERTAWA RIA DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN MENANGIS DI DALAM PERUTKU
  • KAMU MAKAN HARTA YANG HARAM DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN DI MAKAN CACING TANAH DI DALAM PERUTKU.
  • KAMU BERGEMBIRA DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN MERASAKAN SUSAH DI DALAM PERUTKU.
  • KAMU MENUMPUK-NUMPUK BARANG YANG HARAM DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN HANCUR DI DALAM PERUTKU.
  • KAMU BERLAGAK SOMBONG DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN HINA DI DALAM PERUTKU.
  • KAMU BERJALAN DENGAN SENANG DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN JATUH SUSAH DI DALAM PERUTKU.
  • KAMU BERJALAN DI ATAS CAHAYA DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN DUDUK DI DALAM GELAP DI DALAM PERUTKU.
  • DAN KAMU BERJALAN DENGAN ORANG BANYAK DI ATAS PUNGGUNGKU DAN KAMU AKAN DUDUK SENDIRIAN DI DALAM PERUTKU.
Dalam suatu Hadits yang lain di riwayatkan, sesungguhnya alam kubur setiap hari memanggil-manggil sebanyak 3 kali, yaitu:
  • AKU ADALAH RUMAH ORANG SENDIRIAN, YANG PENUH DENGAN KESUSAHAN, KALAJENGKING, DAN ULAR.
  • AKU ADALAH RUMAH KEGELAPAN
  • AKU ADALAH RUMAH CACING TANAH.
DAN APAKAH YANG KAMU PERSIAPKAN UNTUK MENGHADAPIKU?
Ada yang mengatakan, sesungguhnya alam kubur itu memanggil-manggil sebanyak 5 kali, yaitu:
  • AKU ADALAH RUMAH ORANG SENDIRIAN, MAKA JADIKANLAH AKU SEBAGAI TEMANMU YANG JINAK DENGAN MEMPERBANYAK MEMBACA AL QURAN.
  • AKU ADALAH RUMAH KEGELAPAN, MAKA TERANGILAH AKU DENGAN SHALAT MALAM.
  • AKU ADALAH RUMAH DEBU, MAKA BAWALAH TIKAR, YAITU DENGAN MEMPERBANYAK AMAL SHALIH.
  • AKU ADALAH RUMAH ULAR BESAR, MAKA BAWALAH PENAWAR, YAITU: BISMILLAHIRAHMANIR RAHIM. DENGAN MENGALIRNYA AIR MATA (KARENA RASA TAKUT PADA ALLAH UBHANA HU WA TA A’LAA.
  • DAN AKU ADALAH RUMAH PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR, MAKA PERBANYAKLAH DI ATAS PUNGGUNGKU DENGAN MEMPERBANYAK BACAAN: “LAILAHA ILLALLAHU MUHAMMADU RASULUWLLAH.

 sumber: nur muhammad

NP: sudahkah hari ini kau shalat?
Sudahkah hari ini kau bertasbih, memuji Tuhan yang menciptakanmu?
Sudahkah hari ini kau membaca Al Quran?
Sudahkah hari ini kau melakukan amal-amal Shalih?
sudahkah hari ini kau bertaubat?


Renungkan lah semua perbuatan dosamu dan bertaubatlah sebelum terlambat!

Antara Gelap dan Terang

Aku hanyalah orang bodoh, yg sedang berjalan
berjalan dalam lorong-lorong kota yg gelap.

Aku hanyalah orang yg gila, yg sedang berjalan
berjalan melewati lorong-lorong kota yg sempit.



aku adalah orang yg buta, tui, dan bisu.
yg hendak berjalan
melewati lorong kota yg gelap nan sempit.

tak ada yg dapat menuntunku.
dalam kota hati yg gelap ini karena duniawi.
dalam kota hati yg sempit ini karena duniawi.
dalam kota hati yg busuk ini karena duniawi.

hingga akhirnya ku jumpai cahaya yg terang.

tahukah kau cahaya apa yg ku jumpai itu?
ya, itu adalah cahaya milik Allah SWT.

cahaya itu berkata "Shalatlah kau sebelum di Shalati."
"Dzikirlah kau kepada Allah, pujilah nama-Nya setiap saat"

sekejap lorong yg sempit menjadi lebar.
lorong yg gelap, menjadi terang.
lorong yg busuk kini mewangi.

Dalam benak ku bertanya "benarkah ini rahmat Allah?"
"benarkah ini petunjuk dari Allah?"

Subhanallah, maha suci Allah atas limpahan Rahmat-Nya.
atas petunjuknya dan kasih sayang-Nya.

pertahanan Cinta

Jika cinta itu indah
namun sayang dia berduri,
jika rindu padamu bagaikan jalan
yang lurus namun berjurang,
maka biarkan aku berhenti
untuk tetep setia menanti tulus
perlindungan darimu.


jika cinta bagimu
hanyalah sebuah sajian indah surga dunia,
maka lain halnya dengan ku
yang menganggap
itu adalah segalanya di Hatiku.

hati bak kayu
yang lapuk termakan waktu.
yang mengharap sandaran jiwa
tuk tetep bertahan
dalam rentangnya hidup y
ang tak terbaca sisa senja!

Jika cinta yg kelabu


jika mencintai itu indah mengapa harus ada air mata
jika mencintai itu menyakitkan kenapa harus ada tawa
cinta bisa bikin terbang walau tak bersayap
cinta bisa bikin mati walau tak membunuh
cinta itu kadang bisa apa saja…..


dimana letak kasih sayang jikah tiada keiklasan
diamana letak kehidupan jika tiada perasaan
cinta tak lebih sepenggal dusta
cinta tak lebih penghianat rasa..
cinta adalah awal dri kemunafikan kita,,
waspadai cinta karena dia buta dan telah siap membutakan mata bathin kita sendiri,,
tiada satupun cinta yng abadi kecuali cinta kepada sang pencipta….

saat malam datang
ku pandangi langit penuh bintang,
ingin aku berada di atas awan,
merasakan belaian kasih sayang,

kau yang ku puja,
kau yang ku damba.
tanpa dirimu hatiku hampa,
tanpa pelukmu aku tersiksa.

kasih dalam dinginnya malam
ingin aku memelukmu
hingga akhir waktu
Hingga Ku tak merasa jemu,
kasih yang ku tunggu
dalam hatiku yang kelabu.


Create By Achmad Yusuf Sinatriya

Ungkapan Hati

waktu takkan menjadi batu jika kita saling bersatu,,,,,

air takkan mengeluh jika kita tak pernah mengeluh,,,,,

bintang kan bercahaya jika kita saling percaya,,,,,

hidup takkan sia-sia jika kita saling setia,,,,,,,

apapun yang terjadi___

aku lelah, yg setiap harinya hanya menjadi seorang pujangga.

menciptakan syair dengan harus mengorbankan perasaan.

setiap malam ku selalu menatap langit d mana tempat ku berdiri.

tak perduli hujan.

selama ini aku cukup tersiksa.

menahan perih yg ku jumpai.

mengapa kau menjadi semakin jauh dariku?

dan, pernahkah kau hargai rasa cintaku ini?

setiap malam ku selalu menangis dengan menghadapkan wajahku ke langit.

sedangkan Allah membalasnya dengan hembusan Angin,

di kala siang aku berdiri, dan itu pun menatap langit jua.

kala rembulan semalam tadi terang walau berawan.

tapi tak seterang hatiku yg sekarang.

bisakah kau dengarkan keluhanku ini?

walau hanya melalui teman?

pengorbanan Cinta

andai Allah mengizinkan aku untk menumpahkan sedikit darahku untkmu,
maka ku kan lakukan.
walau kau jauh dariku
bahkan tak ada hubungan sekalipun.
karna sudah terlalu cukup dalam dan lama kau ada di hatiku.
aku memang hanyalah seorang anak kecil yg cukup polos d dunia nyata,
tapi tidakkah kau menghargai rasa ini?

bukankah kau pernah dan sering mengingatkanku,
tentang cinta,
tentang Allah,
dan tentang segala hal yg tak ku ketahui.
tapi mengapa kau sekarang makin menjauh dariku?

ntah mungkin aku yg ke GR'an atau apalah,
namun rasa ini tlah tertanam jauh ke dalam hati.
beribu puisi dan syair tlah sering ku ciptakan.
tapi tidakkah kau tahu kalau puisi dan syair itu ku persembahkan untukmu?

Pengantin Bidadari




Somewhere over the rainbow, way up high
There’s a land that I heard of once on a lullaby
Somewhere over the rainbow, skied are blue
And the dreams that you dare to dream
really do come true..

Dan, akan kemanakah kumbang terbang
Pada siapa rindu mendendam
Kekasih yang terkasih
Pencinta dan yang dicinta
Semua berurai air mata
Sedih, ataukah bahagia…..?



Raudhah Al Muhibbin wa Al Musytaqin (Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)
Sebagai seorang pengantin, wanita lebih cantik dibanding seorang gadis. Sebagai seorang ibu, wanita lebih cantik dibanding seorang pengantin. Sebagai istri dan ibu, ia adalah kata-kata terindah di semua musim dan dia tumbuh menjadi lebih cantik bertahun-tahun kemudian.

***

Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid. Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat. Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.
Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.
“Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu”, nasihat mereka.
Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi. Sambil tersenyum beliau berkata, “Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?”
“Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesholihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.
“Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi.
“Baiklah ya Rasul”, dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.
Sesampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan, “Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?” Tanya Fulan.
“Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup.
“Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku.” Fulan menemui putrinya dan bertanya, “bagaimana pendapatmu wahai putriku?”
Jawab putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya.”
Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana. Zulebid kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.
Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,” duhai Anda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?”
Jawab istrinya, ” Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin.”
Zulebid tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang. Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.
“Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang. Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini.”
Istrinya menyahut, “Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu,
namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu”

***

Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya, berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid, ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya.
Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu dekat.
Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum
menghiasinya, Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.

***

Senja datang Angin mendesau, sepi. Pasir-pasir beterbangan. Berputar-putar.
Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.
Tanpa dimandikan…
Tanpa dikafankan…
Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid. Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut. Para sahabat terdiam membisu. Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau. Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau.
Akhirnya keadaan kembali seperti semula. Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah. “Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?”
Jawab Rasul, “Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo..Zulebid, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin.”
“Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?” Tanya sahabat lagi.
“Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Zulebid,” Jawab Rasulullah.
“Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?” Tanya mereka lagi.
“Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya….”

***

Di rumah, istri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha Karya.
Malam menjelang. Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata. Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula.
Terdengar Zulebid berkata, “Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu.”
Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.
Istri Zulebid, terdiam. Matanya basah. Ada sesuatu yang menggenang disana. Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi pagi. Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir. Ia menggerakkan bibirnya.
“Suamiku, aku mencintaimu. Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita. Aku ikhlas.”

********************************************************************************************************************

Akhir Hayat Rasulullah SAW




Bismillahirrahmanirrahim:
Surah al-Ahzab ayat 21 yang bermaksud:

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu tauladan yang baik bagimu iaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
——————————————————————————–
ANTARA TAULADAN YANG DITAMPILKAN RASULULLAH SAW:

1) Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menampalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga mahupun untuk dijual.

2) Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyinsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.

3) Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.”

4) Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada kerana Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang bererti ‘Wahai yang kemerah-merahan’) Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.

5) Sebaliknya baginda sangat marah tatkala melihat seorang suami memukul isterinya. Rasulullah menegur, “Mengapa engkau memukul isterimu?” Lantas soalan itu dijawab dengan agak gementar, “Isteriku sangat keras kepala. Sudah diberi nasihat dia tetap degil, jadi aku pukul dia.” “Aku tidak bertanya alasanmu,” sahut Nabi s. a. w. “Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu kepada anak-anakmu?”

6) Pernah baginda bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.” Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda dalam menjadi ketua keluarga langsung tidak sedikitpun menjejaskan kedudukannya sebagai pemimpin umat.

7) Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat,pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai bersembahyang,

“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sihat dan segar.”
“Ya Rasulullah…mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergeselan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?” Lalu baginda menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?”
“Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.

9) Hanya diam dan bersabar bila kain rida’nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya. Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencing si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.

10) Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan yang sudah sebati dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ke tuanan.

11) Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan ramai mahupun dalam keseorangan.

12) Pintu Syurga telah terbuka seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih lagi berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah hinggakan pernah baginda terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.

13) Fizikalnya sudah tidak mampu menanggung kemahuan jiwanya yang tinggi.Bila ditanya oleh Sayidatina ‘Aisyah, “Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”


——————————————————————————–

KEYAKINAN YANG MEMBAWA KECINTAAN

Di waktu Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam menirunya membaca ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam yang berada dibelakangnya mengikuti zikirnya ‘Ya Karim! Ya Karim!’
Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh kebelakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: ‘Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkan ku, karena aku ini adalah orang Arab Badui? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.’
Mendengar bicara orang Badui itu, Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam tersenyum, lalu bertanya: ‘Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”Belum,’ jawab orang itu. ‘Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?’ ‘Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan saya membenarkan putusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,’ kata orang arab Badui itu pula.
Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam pun berkata kepadanya: ‘Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!’ Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.’Tuan ini Nabi Muhammad?!”Ya,’ jawab Nabi sollallahu `alaihi wassalam. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam.
Melihat hal itu, Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: ‘Wahai orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, ALLAH mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita ancaman bagi yang mengingkarinya.’
Ketika itulah, Malaikat Jibril `alaihi salam turun membawa berita dari langit dia berkata: ‘Ya Muhammad! Rabb As-Salam (puncak keselamatan) menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih ALLAH. Ketahuilah bahwa ALLAH akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!’. Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Orang Arab itu pula berkata: ‘Demi keagungan serta kemulian ALLAH, jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNYA!’ kata orang Arab badui itu. ‘Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH?’ Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA,’ jawab orang itu. ‘Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNYA!’.
Mendengar ucapan orang Arab Badui itu, maka Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril `alaihi salam turun lagi seraya berkata: ‘Ya Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sungguh karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Nah katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH tak akan menghisab dirinya, juga tak akan memperhitungkan kemaksiatannya. ALLAH sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!’ Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar berita tersebut. Ia lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.


——————————————————————————–

RASULULLAH DAN YAHUDI BUTA

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya”.
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahawa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam.
Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam yakni Abubakar radhiAllahu `anhu berkunjung ke rumah anaknya Aisyah radhiAllahu `anha yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam dan beliau bertanya kepada anaknya itu,
“Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum saya kerjakan?”. Aisyah radhiAllahu `anha menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.
Apakah Itu?”, tanya Abubakar radhiAllahu `anhu.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi kehujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah radhiAllahu `anha.
Keesokan harinya Abubakar radhiAllahu `anhu pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar radhiAllahu `anhu mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar radhiAllahu `anhu mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil mengherdik, “Siapakah kamu ?”.
Abubakar radhiAllahu `anhu menjawab, “saya orang yang biasa.”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, bantah si pengemis buta itu.
“Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar radhiAllahu `anhu tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “saya memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. saya adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam”.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar radhiAllahu `anhu, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian?
Selama ini saya selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar radhiAllahu `anhu. Saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bolehkah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam? Atau adakah setidaknya berniat untuk meneladani beliau?
Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq. Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus peratus, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.


——————————————————————————–

WAHYU TERAKHIR KEPADA RASULULLAH S.A.W.

Diriwayatkan bahawa surah AI-Maa-idah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar iaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada*].
Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan.

Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata:
“Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t.dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu.”
Sebaik sahaja Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuma.”
Apabila Abu Bakar r.a. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam.
Kisah tentang Abu Bakar r.a. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar r.a. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Sepatutnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah sempuma.” Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar r.a. pun berkata:
“Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ianya menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”
Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar r.a. maka sedarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar r.a., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus beritahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat: “Ya Rasulullah s.a.w., kami baru bailk dari rumah Abu Bakar r.a. dan kami mendapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah beliau.” Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar r.a..
Sebaik sahaja Rasulullah s.a.w. sampai di rumah Abu Bakar r.a. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya: “Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?.” Kemudian Ali r.a. berkata: “Ya Rasulullah s.a.w., Abu Bakar r.a. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahawa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: “Semua yang dikata oleh Abu Bakar r.a. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat.”
Sebaik sahaja Abu Bakar r.a. mendengar pengakuan Rasulullah s.a.w., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pengsan, sementara Ali r.a. pula mengeletar seluruh tubuhnya. Dan para sahabat yang lain menangis dengan sekuat-kuat yang mereka mampu. Sehingga gunung-gunung, batu-batu, semua malaikat yang dilangit, cacing-cacing dan semua binatang baik yang di darat mahu-pun yang di laut turut menangis.
Kemudian Rasulullullah s.a.w. bersalam dengan para sahabat satu demi satu dan berwasiat kepada mereka. Kisah Rasulullah s.a.w. mengalami hidup selepas turunnya ayat tersebut, ada yang mengatakan 81 hari, ada pula yang mengatakan beliau hidup sehingga 50 hari selepas turunnya ayat tersebut, ada pula yang mengatakan beliau hidup selama 35 hari dari ayat tersebut diturunkan dan ada pula yang mengatakan 21 hari.
Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah s.a.w., beliau menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan solat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah s.a.w.. Kemudian Rasulullah s.a.w. menunaikan solat dua raka’at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan solat beliau bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata:
“Alharndulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu kalau ada sesiapa yang mempunyai hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi saya sebelum saya dituntut di hari kiamat.”
Rasulullah s.a.w. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama ‘Ukasyah bin Muhshan dan berkata: “Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah s.a.w., kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mahu mengernukakan hal ini.” Lalu ‘Ukasyah berkata lagi: “Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang, setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu sama ada anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut.”
Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal r.a.: “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkat aku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di alas kepala dengan berkata: “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah r.a. menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal r.a. berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. unluk mengambil tongkat beliau.”Kemudian Fatimah r.a. berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal r.a.: “Wahai Fatimah, Rasulullah s.a.w. telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fatimah. r.a. lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?.”Bilal r.a. tidak menjawab perlanyaan Falimah r.a., sebaik sahaja Fatimah r.a. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w.
Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal r.a. maka beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah. Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. tampil ke hadapan sambil berkata: “Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua.”
Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. maka dengan segera beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, Umar, duduklah kamu berdua sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.” Kemudian Ali r.a. bangun, lalu berkata: “Wahai “Ukasyah! Aku adalah orang yang sentiasa berada di samping Rasulullah s.a.w. oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w.” Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai Ali, duduklah kamu sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.”
Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahawa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai buah hatiku, duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah s.a.w. “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.” Kemudian ‘Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju, sebaik sahaja Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir.
Sebaik sahaja ‘Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata; “Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah s.a.w. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.”
Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegem-biraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata: “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah s.a.w. di dalam syurga.”Apabila ajal Rasulullah s.a.w. makin hampir maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah r.a. dan beliau berkata: “Selamat datang kamu semua semoga Allah s.w.t. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah s.w.t dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah mcnuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kapanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kapanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah s.w.t., kemudian yang akan menshalat aku ialah Jibril a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk beramai-rarnai bershalat ke atasku.”
Sebaik sahaja para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: “Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penernuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?.”Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: “Dengarlah para saha-batku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah AI-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada AI-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pengajaran dari mati.”
Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal r.a. selesaikan azan subuh, maka Bilal r.a. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w.. Sesampainya Bilal r.a. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun memberi salam: “Assalaarnualaika ya rasulullah.” Lalu dijawab oleh Fatimah r.a.: “Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau.” Setelah Bilal r.a. mendengar penjelasan dari Fatimah r.a. maka Bilal r.a. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah r.a. itu.
Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal r.a. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan baginda berkata; “Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimarnkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: “Aduh musibah.” Sebaik sahaja Bilal r.a. sarnpai di masjid maka Bilal r.a. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar r.a. menangis sehingga ia jatuh pengsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah dalam masjid, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fatimah r.a.; “Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?.” Maka Fatimah r.a. pun berkata: “Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid.” Kemudian Rasulullah s.a.w. memanggil Ali r.a. dan Fadhl bin Abas, lalu Rasulullah s.a.w. bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di masjid maka beliau pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.
Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kcpada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia.”
Setelah berkala demikian maka Rasulullah s.a.w. pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail: “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”
Sebaik sahaja malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di hadapan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam: “Assalaamu alaikum yaa ahia baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?” [Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?” Apabila Fatimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; “Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat.”
Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Falimah r.a.: “Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu.” Maka Fatimah r.a. pun berkata: “Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahawa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga saya merasa mcnggigil badan saya.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; “Wahai Fatimah, tahu-kah kamu siapakah orang itu?.” Jawab Fatimah; “Tidak ayah.” Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur.” Fatimah r.a. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya.
Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar tangisan Falimah r.a. maka beliau pun berkata: “Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku.” Kemudian Rasulullah s.a.w. pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap: “Assalamuaalaikum ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: “Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut rohku?” Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau kamu izinkan, kalau kamu tidak izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah s.a.w.: “Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia.”
Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat kepala Rasulullah s.a.w. Apabila Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, tahukah kamu bahawa ajalku sudah dekat” Berkata Jibril a.s.: “Ya aku memang tahu.” Rasulullah s.a.w. bertanya lagi: “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah s.w.t.” Berkata Jibril a.s.: “Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua para bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”
Berkala Rasulullah s.a.w.: “Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti.” Berkata Jibril a.s.: “Allah s.w.t. telah berfirman yang ber-maksud: “Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga.” Berkata Rasulullah s.a.w.: “Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku.”
Selelah itu Malaikat lzrail pun memulakan tugasnya, apabila roh nya sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati.” Jibril a.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril a.s. berkata: “Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?”
Anas bin Malik r.a. berkata: “Apabila roh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda: “Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.” Ali r.a. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: “Umatku, umatku.” Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahawa: “Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tcrsebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu.”

——————————————————————————–


KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH SAW.

Wahai Manusia,dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan.Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini.Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
Wahai manusia,sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci,maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.Janganlah kamu sakiti sesiapa pun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu.Allah telah mengharamkan riba,oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.Dan dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar,maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti nya dalam perkara-perkara kecil.
Wahai manusia,sebagaimana kamu mempunyai hak keatas isteri kamu ,mereka juga mempunyai hak di atas kamu.Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik,berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu yang setia.Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia ,dengarlah bersungguh-sungguh kata-kata ku ini,Sembahlah Allah,Dirikanlah solat lima kali sehari,Berpuasalah di Bulam Ramadan dan Tunaikanlah Zakat dari harta kekayaan kamu.Kerjakanlah ibadat Haji sekiranya kamu mampu.Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah bersaudara kepada Muslim yang lain.Kamu semua adalah sama,tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.
Ingatlah,bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan.Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
Wahai manusia,tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru.Oleh itu wahai manusia,nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu.Sesumgguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara,yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya ,nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya.Itulah Al-Quran dan Sunnahku.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku menyampaikan pula kepada orang lain.Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dari ku.Saksikanlah Ya Allah bahawasanya telah aku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hamba mu.
(Khutbah ini disampaikan oleh Rasullah s.a.w pada 9hb Zulhijjah Tahun 10 Hijrah di Lembah Uranah,Gunung Arafah.)

Renungan

Ku rebahkan tubuhku
di atas tanah hijau yang berumput
di balut Embun sang pagi
berselimut angin dingin di bawah mentari.

seiring berjalannya waktu
tanpa ku sadari
butiran air menetes
dari langit turun ke bumi

 

Hujan
ku berteduh di bawah pohon
hingga ku tertidur
pulas dalam belaian angin
kasih sayang dari illahi

hingga ku terbangun
di bawah langit yang cerah
di bawah pohon yang rindang
di antara sungai yang indah

lantas, apalagi yang harus kukatakan?
inilah Rahmat Allah!
dalam alam dunia
walau hanya dalam imajinasi semata

Monday, September 26, 2011

my special poem's




senandung rindu d kala malam ku tunggu.
syair cinta ku ciptakan karnaMu untk para pecintaMu.
duhai Allah yg maha cinta,
penuhilah selalu hati umatMu
yg penuh dng cinta padaMu menjadi semakin penuh.


aku memang tak hidup d masa lampau,
andai ku hidup d masa lampau.
mungkin ku akan mabuk,
dimabukkan oleh cinta kepadaMu
bersama para pengembara d jalanMu.

......................................................................................................................................

aku terduduk d tngah tanah lapang.
menatap mentari d pagi hari.
mengamati rembulan d kala malam menghari.
mencoba membaca isyarat bintang mlalui petunjuk-Nya.
dalam sunyi ku menyendiri.
dalam ramai ku berdiam diri.
ku mencintai Dia dan dia dalam diam.
dalam sunyinya malam,
dan dalam hangatnya sinar mentari menerjang bumi d pagi hari.

......................................................................................................................................

duhai rembulan,
janganlah kau malu
menampakkan wajahmu d malamku.
janganlah kau sering sembunyi d balik awan.

duhai angin,
bawalah sang awan pergi dari hadapanku
agar ku dapat melihat rembulan yg menerangi malamku.

......................................................................................................................................

rerumputan menari mengikuti angin.
pepohonan bergoyang di terpa badai.
manusia berlenggak lenggok kepala
di saat berdzikir memuji Asma-Mu.
dan itu semua karena-Mu,
karena kecintaan umat-Mu kpd-Mu Yaa Qodir.

......................................................................................................................................

Ya illahi,
bila Engkau membuatku sakit agar dekat dng-Mu,
maka ku kan pasrahkan semuanya pada-Mu.


ya Rabbi,
bila tubuh ini lemas dan lemah tanpa cinta-Mu,
maka apalah daya yg harus ku perbuat.

Ya Rahman,
bila ku menangis lantaran cinta yg selain kpd-Mu,
maka sadarkanlah aku.

sungguh,
Engkau adlh sebaik2nya tempat ku sandarkan perahu cintaku pada-Mu.

......................................................................................................................................


duhai rembulan,
mengapa cahyamu tampak redup.
sdangkan ku di sini menantimu benderang.
cahyamu dulu menerangi malamku, d saat Qodar tiba.
cahyamu berjalan ke arahku.

namun,
mengapa sekarang kau tampak malu dan redup menerangi malamku?

duhai bintang,
hiburlah rembulanku.
agar dapat kembali cerah seperti sedia kala.
temanilah rembulan agar mau memancarkan sinarnya d malam2ku.

......................................................................................................................................

yg kulihat hanyalah selambu
sebuah ruangan yg tertiup angin dng lembutnya.
cahaya lembut muncul
dan tanpa sengaja ku teteskan air mata

ketika ku bangun dari tidurku.
ku kira itu adlh Nurullah,
tapi ternyata ku salah.
yg nampak adlh nur al insan kamil.
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam.

......................................................................................................................................


q hnya ingn hdp dlm ksunyian mlm.
q hnya ingn hdp dlm ksunyian siang.
q hnya ingn hdp dlm ksunyian hri, d mn ku dpt mnenngkn pikiran
q hnya ingn hdp dlm kindahan cnta kpd Sang Khalik.
q hnya ingn mrasakn indhnya prshabatn yg brsih.

q tk trlalu sk prmusuhan, kbencian, kcurangan dan kbodohan.
q brhrp untk mnemukn se2orang yg benar2 shalihah, bijaksana dan sempurna.
tu ku jdkn kekasih yg trbaik dlm hdp q.

......................................................................................................................................

ya Rahman,
kasihMu sungguh indah.
sampai ku tak mampu lagi mengungkapkan sepatah katapun selain kata2
"SUBHANALLAH".


Ya Waddud,
ku saksikan cintaMu pada setiap umatMu
dan segala ciptaanMu yg semata2 hanya untuk orang2 beriman.
bukalah hatiku dan hati umatMu
dan isilah hati kami semua dengan Rahmat dan cinta
yg hanya tercurahkan padaMu ...Ya Rabbi.

......................................................................................................................................

menatap cakrawala ciptaan sang illahi.
tiada henti dan bosannya ku menyaksikan keindahanNya.
sampai2 ingin brada d si2nNya,
walau harus meninggalkan tubuh sekalipun dan melayang menuju Tuhanku.
Allah Robbul Alamin.

......................................................................................................................................

Ya Rasulallah,
begitu indahnya dirimu hingga ku terpaku dan membisu menatapmu.
cahyamu lebih terang dari pada sinar matahari.
senyumanmu lebih indah daripada berbg senyuman d dunya.
pantaslah bila umatmu merindukan kehadiranmu
dan menangisi kepergianmu.

......................................................................................................................................

Hanya sebatang bambu yg ku pegang ketika samudra cinta ku lalui.
tak ada yg bisa menghalangiku untk menuju Tuhanku.
Allah hu ya Rahman.

dan hanya sepotong roti setia dan air qalbu sebagai bekal perjalananku.
kan ku tembus sgala halangan yg menghalang,
walau harus meninggalkan jasad di tepi pantai dermaga Mahabbatullah.

......................................................................................................................................

melihat benda,
tapi bukan benda yg d lihat.
melainkan kekuasaan Allah yg ia lihat.
alangkah indahnya penglihatan ini bila d gunakan seperlunya saja,
dan sebaik2nya tempat melihat adalah tempatmu bersujud
dan ka'bah sbg arah kiblat.


Thursday, August 4, 2011

Rahasia-Rahasia di Balik Basmallah

بسم الله الرحمن الرحيم
  

          Sebuah pernyataan terkenal menyebutkan bahwa 'semua Firman Allah yang tertulis dalam kitab-kitab yang diturunkan-Nya tercakup dalam Al Qur'an. Semua yang ada dalam Al Qur'an tercakup dalam Al Fatihah. semua yang ada dalam Al Fatihah tercakup dalam Basmallah'. Pernyataan yang lain menambahkan bahwa ' semua yang ada dalam Basmallah tercakup dalam huruf ba', dan semua yang ada dalam huruf ba' tercakup dalam satu titik di bawahnya'.

           Seorang 'arif mengatakan, "Basmallah dari seseorang yang 'arif mempunyai kedudukan sebagaimana ku di sisi Allah."

            Sayyid Husain bin Abdusy syakur al-Madani r.a. berkata dalam kitabnya al-Fuyudhat al-Husna min Musyahadat al-Habib al-Asna

"Membicarakan basmallah sebenarnya tidak cukup memadahi dengan bahasa katadan tidak pula tercakup dengan bahasa isyarat. Ungkapan yang cukup mengena adalah basmallah merupakan kunci Rahasia-rahasia keajaiban sekaligus kesaksian dalam setiap ibadah dan kebiasaan hukum alam. Dengannya, kebekuan makna-makna bisa diurai bagi masing-masing makna. Dengannya, jelaslah bentuk-bentuk yang mengisi wadah-wadah wujud ini. Dengannya, memancarlah cahaya-cahaya dalam arena keanekaragaman. Dengannya, tampaklah wujud semesta lahir beserta alam-alam penyusunnya, serta tersembunyilah khazanah semesta bathin dalam alam-alam penyusunnya"
 
         Maka, tidak ada satu biji atom pun, kecuali rahasia basmallah mengalir di dalamnya. tidak ada puncak ketinggian kecualilimpahan basmallah berada di pelosok-pelosok tersembunyi dan pinggir-pinggir pembatasnya. Basmallah merupakan kemahiran memulai yang memadukan apa yang sudah dan akan terjadi, dalam kenyataan-kenyataan lahir dan rahasia-rahasia bathin. Basmallah adalah nama yang mencakup dan argumentasi yang sempurna.

          Allah memulai kitab-Nya dengan basmallah, yang mencakup rahasia-Nya yang terpendam. Basmallah mencakup kandungan kitab ini, yaitu pengetahuan-pengetahuan. Yaitu, segala yang di nalar dan di pahami.

          Basmallah mengandung berbagai detil yang terperinci. Kami tidak mengabaikan dalam kitab ini pada sesuatu pun. (QS. Al-An-am 38)

           Basmallah mencakup berbagai detil yang terperinci. Tidak ada sesuatu pun kecuali khazanah-khazanah (pemahaman)-nya ada pada kami. Dan tidaklah Kami menurunkan Kitab ini kecuali dengan ukuran yang di ketahui. (QS. Al-Hijr 21)


          Allah menjadikannya sebagai kunci Rahasia setiap surat dan lentera pemancar Cahaya-Cahaya setiap bentuk perwujudan. "karena segala sesuatu yang penting yang tidak di mulai dengan Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahimi,  maka ia terputus."

          Segala hal yang penting di sini, menurut ahli kesempurnaan, adalah hal yang terucap dengan perbuatan nyata maupun dengan ucapan lisan. Maka, berbahagialah orang yang mengetahui kapasitas Basmallah, menghafalkan, menjaga, dan meletakkan sesuai posisinya yang utama, dalam mihrab Istiqomah dan masjid ketegarannya.

           Karena ia adalah imam seluruh kalimat Qur'ani dan imam segala wujud semesta indrawi dan maknawi. Barang siapa tidak memiliki imam, dia tidak layak memiliki maqom. Allah Ta'ala berfirman: Pada hari kami memanggil setiap kelompok dengan imam mereka. (QS Al Isra 71)

           Siapapun yang tidak memiliki imam, amal-amalnya tidak di pandu imam, maka dia terputus. Dia tidak berhak memperoleh doa yang luhur (tulus). Yang di maksud imam adalah adanya basmallah secara indrawi maupun Maknawi, bukan bentuk wujud dan rupa nyata. Karena setiap huruf menuntut hak-hakmu. Berilah, maka kamu akan di beri. Tinggalkan orang yang tertinggal dan lambat.

          Basmallah tidak lain merupakan kunci pembuka pintu ilmu-ilmu Al-Qur'an. Basmallah menghantarkan para pencari mencapai tujuan-tujuan yang baik. Allah Sang Maha agung tidak mendahulukan basmallah kecuali adanya kandungan di dalamnya, berupa Rahasia yang mencakup banyak hal dan kapasitas yang benar. Karena Dia Maha tahu dan Maha Bijaksana.

           Maka ikutilah Sang Maha Bijaksana dalam hal itu, dalam setiap amal perbuatanmu. Jangan menghalangi hati dan lisanmu untuk mencapai tebaran awan-awannya berupa pemahaman makna-makna dan kejelasannya.

          Tidak ada bentuk wujud kecuali dia memiliki rahasia makna. Setiap orang yang memenuhinya, niscaya mendapatkan bagian rahasia yang menakjubkan ini, sesuai kapasitas perjuangan dan kelebihan penyerahannya. Maka, penuhilah dengan penyerahan di sertai pemenuhan. Berserahlah dengan berusaha memenuhi, supaya kamu mencapai hasil yang menakjubkan.

           Hadapkan seluruh jiwamu pada basmallah, dalam keterkaitan dan keteruraianmu. Kamu akan beruntung dengan menggapai capaian-capaian dalam setiap perjalananmu. Kamu dapat menyiramkan anugerah-anugerah-Nya ke dalam alam-alam pergolakan hatimu dan jungkirbalik kesibukanmu.

          Kami memuji Engkau, Ya Allah, atas anugerah kesempurnaan dan pemberian yang lengkap ini. Kami memohon kepada Engkau, Ya Allah, untuk melimpahkan kepada kami rahasia-rahasianya, membenamkan kami dalam Cahaya-Cahaya, serta menjadikan kami bertahan memenuhi hak-hak kesempurnaannya, dalam menyaksikan keindahan dan keagungannya. Tunjukan kami, Ya Allah, dengan memahami Ilmu-Ilmu hurufnya, semua disiplin Ilmunya.

Monday, August 1, 2011

MUNAJAH IBNU ATTHAILLAH

illahi
dalam harta kekayaan-Mu aku adalah fakir
sedangkan dalam kefakiranku, akupun merasafakir
karena aku adalah orang yg fakir

illahi
akulah orang jahil dalam ilmu
betapa hal ini
tiada lebiih bodoh dari kebodohanku
 


illahi
sungguh perubahan ketetapan-Mu
cepat sampainya takdir-Mu
itu semua telah menahan orang-orang arifin
merasa puas atas semua pemberian
tetapi putus asa dalam ujian

illahi
dengan sifat-sifat-Mu yg lembut
dengan halusnya welas asih
Engkau berhak menuntutku
jika ada kejahatanku
itu semua karena keadilan-Mu
Engkau berhak menuntutku

illahi
bagaimana aku menjadi wakil-Mu
untuk mengurus diriku
padahal Engkau penjamin bagiku
betapa aku akan terhina
padahal Engkau Sang Penolong
bagaimana mungkin aku kecewa
padahal Engkau Maha Pengasih

illahi
aku datang kepada-Mu
dengan tanganku yang fakir
bagaimana aku berperantara
padahal mustahil akusampai kepada-Mu
pada-Mu ku adukan diriku
padahal tak adayg tersembunyipada-Mu
betapa ku mesti beri penjelasan
padahal semua dari-Mu jua
mengapa aku harus kecewa
padaha di hadapan-Mu aku selalu berdoa
mengapa aku tidak menjadi baik
padahal semua datang
dari dan kepada-Mu

illahi
betapa diriku mendapat elus kehalusan-Mu
Yang Maha Agung
padahal aku bodoh dalam kejahilanku
besar nian Rahmat-Mu
karena begitu buruk perilakudiriku

illahi
begitu Engkau dekat dariku
begitu jauh aku dari-Mu

illahi
sangat besar kasih-Mu
ada apa gerangan
yang menutup antara aku dengan-Mu

illahi
kuakui perubahan
ku akui pergantian zaman
masa berubah zaman berganti
namun kekuasaan ku pahami
keagungan ku sadari
sehinga tak terlupa
selalu ku pahami

illahi
dosa telahmenutup pandanganku
kemurahan-Mu membisikkan padaku
ketika putus asa menggerogoti jiwaku
aku menemukan Rahmat-Mu
karena aku insan rendahan
karunia-Mu juga yang membukakan harapan

illahi
di antara salahnya kebaikan insan
betapa kesalahan itu bukan suatu dosa
ketika ilmu menjadi pengakuanbelaka
betapa pengakuan itu bukan kepalsuan juga

illahi
hukum-Mu memang pasti
kehendak-Mu juga harus terjadi
tiada kesempatan bagi yang pandai
bisa berkata apa-apa
tiada juga
bagi yang sakit menunjukkan keadaannya

illahi
berapa banyakpun ketaatanku
berapa banyak pun keadaanku
dapat ku baguskan
tetapi tiba-tiba keadilan-Mu juga yang berlaku
karena karunia-Mu jua
tiadalah aku bergantung pada amalku semata

illahi
Engkau Maha Tahu,hal dariku
hal amalku
tiada ku lakukan berkesinambungan
tetapi aku tiadaputus menempatkan niat dan cintaku
pada semua amal

illahi
betapa mesti aku berniat
padahal Engkau penentu
bagai mana aku mesti bertekat
padahal engkau yang memerintah

illahi
aku pntang panting di alam ini
karena begitu jauh jalanhidup ini
dekatkan aku pada jarak-Mu
oleh amalyg segera aku datang dihadapan-Mu

illahi
betapa bisa jadi alasan
yang menunjukkan semua wujud kejadian
berhajat pada-Mu
tiada yang lebih terang dari-Mu
semuanya jadi penjelasan
kapan keghaiban memerlukan keterangan
kapan Engkau menjadi jauh
padahal alam mendekatkan hajatnya pada-Mu

illahi
sungguh mata hamba menjadi buta
karena tiada melihat pengawasan-Mu selalu ada
sungguh rugi perniagaan hamba
tiada dapat dari-Mu rasa kasih dan cinta

illahi
Engkau suruh aku perhatikan alam
pada seliputan selubung dalam
nur cahaya-Mu bagai mentari semesta alam
sebagaimana ketika aku masuk dalam mahligai-Mu
menjadi terpeliharanya hatiku
dari gangguan genggaman kelam
lalu terangkat keinginan dariku
untuk bersandar kepada-Mu
sesungguhnya Engkau amat kuasa
atas segala apa yang ada

illahi
tiada kehinaan yang tidak nampak oleh-Mu
perihalku yang tiada tersembunyi bagi-Mu
aku berharap dari pancaran Nur-Mu
agar aku tiba di depan-Mu
dan aku peroleh hidayah-Mu
kekokohan jiwaku
agar sungguh pengabdianku pada-Mu

illahi
ajarkanlah aku ilmu pengetahuan
yang berada dalam persembunyian
dengan rahasia Asma-Mu
aku tetap dalam pemeliharaan-Mu

illahi
berilah aku hakikatnya hakikat
jalankanlah aku bersama insan
yang datang langsung kepada-Mu

illahi
beri aku kepuasan dengan aturan-Mu
di dalam perasaan pilihan-Mu
yang Engkau jadikan pilihanku
dari-Mu untuk ku
dudukkan aku dalam pilihan-Mu
di atas keperluanku
yang datang penuh desakan kebutuhan

illahi
keluarkan aku dari kehinaan
bersihkan aku dari keraguan
sucikan aku dari syrik
sebelum aku masuk ke liang kubur
tolong dan bantulah aku
pada-Mu jua aku berserah diri
jaangan jadikan untuk beratnya beban
hanya pada_mu aku bermohon
jangan tinggalkan aku dalam kekecewaan
karena pada karunia-Mu ku berpengharapan
jangan Engkau tolak aku bermohon
dan mendatangi-Mu penuh harapan
jangan jauhi aku dalam ketertinggalan
aku berada di pintu-Mu
janganlah usir aku dari sisi-Mu

illahi
Engkau maha suci dalam ridla-Mu
betapa aku tergantung sebab dari-Mu
bagaimana pula suatu sebab tergantung dengan-Mu
Engkau Zat Yang Maha Kaya
agar sampailah manfaat dari-Mu
bagaimana mungkin Engkau butuh manfaat dariku

illahi

aku telah di kalahkan oleh Qada' dan Qadar
Hawa nafsu syahwaqt telah menawanku
tolonglah aku, Ya Allah
tolonglah dari godaan syahwat dan godaan nafsu
menghancurkan musuh-musuh sahabat-sahabatku
kayakanlah aku dengan karunia-Mu
sehingga aku merasa kaya karena karunia-Mu
bukan karena suatu permintaan kepada-Mu

illahi
Engkaulah penerbit Nur di dalam hati
mereka pun mengenal-Mu dan mentauhidkan Engkau
ya Allah, penghilang kotoran dosaku
dari hati orang yang mencintai-M
mereka tidak mencintai dan mencari tempat bersandar
kecuali hanya kepada-Mu
Engkau ya Allah, pengembira hati mereka
ketika seisi alam membuat mereka jemu
Engkaulah penggembira hati
ketika seisi alam menjemukan diri
Engkaulah pemberi mereka hidayah
sehingga kebenaran itu memancar di antara mereka
Orang yang kehilangan Engkau
telah menghilangkan dirinya
dan kehilangan sesuatu
yang mendapatkan-Mu
kecewalah orang yang menemukan selain-Mu
rugilah orang yg lari dari-Mu

illahi
betapa aku mengharap yang bukan dari-Mu
padahal Engkau tak memutuskan tali-Mu
betapa aku memohon kepada selain-Mu
padahal karunia-Mu tetap ku terima
Wahai Zat yang memberi rasa manis
kepada yang mencintai-Mu
bermesraan dalam kasih sayang-Mu
mereka berdiri di hadapan-Mu
dalam kelembutan welas asih-Mu
Engkau Zat yang memberi pakaian kebesaran para Wali-Mu
dalam kebanggaan dan kemuliaan-Mu

Tuhan
Engkau adapah penzikir sebeum zikirnya insan
Engkau adalah pemberi kebaikan
sebelum datangnya para abid kepada-Mu
Engkau pemberi yang Maha Murah
sebelum datangnya para peminta kepada-Mu
Engkau juga Maha Pemberi
kepada orang yang meminjamkan kepada-Mu

illahi
bawalah aku mendekat Rahmat-Mu
agar aku segera sampai kepada-Mu
tariklah aku ke dalam karunia-Mu
tiadalah mampu ku mengharakan-Mu
kecuali karena karunia dari-Mu

illahi
alam ini adalah penghalang
ketika aku datang menghadap-Mu
dan ilmuku menghentikan aku
di depan pintu-Mu
karena kemurahan-Mu

illahi
mestikah aku kecewa, padahal Engkau harapanku
betapa aku bisa terhina
padahal kepada-Mu saja aku berserah

illahi
betapa aku jadi mulia
padahal Engkau tempatkan aku pada kehinaan
betapa aku jadi mulia
sedang pada-Mu ku masukkan diriku
betapa aku tidak butuh
padahal aku fakir
mana mungkin aku tak memerlukan
padahal kemurahan-Mu
telah memberi aku harta benda
Engkau Tuhan, tiada sesembahan selain Engkau
Engkau kenalkan diri-Mu pada segala sesuatu
sehingga tiada sesuatu jua
tak mengenal kepada-Mu
Engkau yang mengenalkan diri-Mu
sampai aku bisa memandang-Mu sangat jelas
Engkau sangat jelas pada apapun
Wahai Zat yang bertahta di 'Arasy
dengan sifat kasih-Mu, 'Arasy itu ghaib dari mataku
dengan kasih dan cinta-Mu
sebagaimana alam ini musnah di dalam 'Arasy-Mu
Engkau telah musnahkan Alam dengan 'Arasy-Mu
Engkau tutupi 'Arasy itu dengan cakrawala yang bercahaya
Wahai Zat yang bernaung di dalam tembok kemuliaan
sehingga tiada tercapai pandangan penglihatan
Wahai Zat yang menjelma keindahan
pernuh kesempurnaan
terbuktila itu dalam hati dan perasaan
Engkau tampak jelas walau dalam persembunyian
Engkau aha ghaib tetapi memberi pengawasa
Engkau taufiqur Rahman
tempat kami mengajukan permohonan

BAHASA HATI

manusia bagaikan ilalang
yang di hembuskan angin
ke kanan dan ke kiri
ketika berdzikir
memuji dan memuja Sang Maha Indah

Subhanallah, sungguh ku terlarut dalam sebuah keindahan ketika berdzikir


 Duhai orang yg tak tahu makna,
Jika kamu tdk melihat burung yg bersangkar,
Wahai anak muda ,

Ketika dia ingat tempat2 tinggalnya
Maka dia rindu pd pendendang siulan .
Yg melonggarkan dgn nadanya/, 
Beban kerinduan dlm hati.

Duhai Allah,
Kami memuji-Mu atas anugrah kesempurnaan 
dan pemberian yang lengkap ini.
Kami memohon kepada Engkau, Ya Allah,
Untuk melimpahkan kepada kami Rahasia-rahasianya,
membenamkan kami dalam cahaya-cahaya,
serta menjadikan kami bertahan 
memenuhi Hak-Hak kesempurnaannya,
dalam menyaksikan keindahan
dan keagungannya.
Tunjukkan kami, Ya Allah,
Dalam memahami Ilmu-Ilmu alam
Ilmu-Ilmu hurufnya,
semua di siplin Ilmunya.