Wednesday, June 20, 2012

PESAN-PESAN TERAKHIR


Pesan Terakhir

Terpaan Angin membelai Tubuh menenangkan Qalbu. Hingga tiada terasa Hujanpun Turun.
Dari kejauhan Nampak seorang ayah dan anak berdiri berdiskusi serta bercerita tentang suatu hal.

 "Duhai Anakku, Taukah kau betapa Luas dan Indahnya Dunia ini?" tanya seorang ayah kepada anaknya.
"Iya ayah, Sungguh Indah alam ini, Sungguh Luas alam ini. Hingga hampir tiada cacatnya sedikitpun." jawab Sarah sembari tersenyum.
"iya anak ku, Namun ada yg lebih Indah lagi nanti ketika kita mati. Taukah kau seberapa Indah, keindahan tersebut?" sahut sang ayah sembari memberikan penjelasan dan pertanyaan kepada Sarah.
sembari menggelengkan kepalanya Sarah menjawab, "tidak, aku tidak tau. Maukah ayah menjelaskannya?"
"keindahan itu Ialah ketika kau bertemu dengan Tuhanmu, dalam keadaan Suci bersih dan penuh dengan Cahaya." papar ayahnya kepada Sarah yg kala itu berusia 17 tahun.

sang ayah berpesan dan berkata pada Sarah, "Anakku, ayah ingin berpesan padamu, Janganlah kau tinggalkan Shalatmu. Hingga akhir Hayatmu, dan senantiasa   berDzikirlah pada Tuhanmu Hingga kau temukan sebuah kedamaian."
sembari mengiyakan pesan sang ayah kepada Sarah, Sarah menjawabnya dengan sedikit keheranan kepada ayahnya dan menjawab, "Baik ayahku, tapi mengapa kau berpesan seperti itu? Tak biasanya kau sering dan berkata2 seperti itu. Apakah ada sesuatu yg ayah sembunyikan padaku? Katakanlah."
Sang ayahnya menjawab dengan sedikit memberi penjelasan dan pengarahan pada Sarah, "Tidak anakku, tiada sedikitpun yg aku sembunyikan padamu. Ketahuilah, ayah sayang padamu. Jadilah orang yg berguna bagi lingkunganmu. Bagilah Ilmu yg kau peroleh kepada Saudara2 seimanmu, agar tidak sia2 apa yg kau pelajari. Dan agar tak sia2 kau menuntut Ilmu."
Sarah pu nmengiyakan pesan-pesan dan keinginan sang ayah, "Baik Ayah, kan ku laksanakan Amanatmu. Insya Allah kan menjadi Berkah Untukku."

Tanpa di sadari, pesan-pesan yang telah di sampaikan oleh sang ayah kepada Sarah merupakan pesan terakhir untuknya. maka tak heran jika sarah merasa gelisah beberapa hari ini di rumah setelah mendengar pesan-pesan dari ayahnya yang merupakan pesan terakhir darinya.
Suatu ketika, dalam perjalanan pulang sang ayah berada di jalan mengendarai motor kunonya. Tiba-tiba, dengan kecepatan yang sangat tinggi dari arah lajur kiri jalan nampaklah sebuah Truk Kontainer yang melaju seperti tak tau arah dan berkecepatan tinggi. Tiada Di sadari oleh sang ayah, akhirnya ayah tertabrak Truk kontainer tersebut dan tergeletak lemah di jalanan dengan berlumuran darah yang mengucur dari kepala ke jalanan. selang beberapa waktu sekitar satu jam, nampak dari jauh seorang Pria mengendarai mobil kijang melaju dan terhenti setelah melihat tubuh Sang ayah di jalanan.

"Astaghfirullahal Adzim.... Yaa Allah," sontak kaget pengendara tersebut setelah melihat tubuh Sang ayah di jalan.
 bergegaslah pengendara tersebut turun dari mobilnya, "Astagfirullah,, pak..pak.. bangun pak... apakah anda baik-baik saja, sadar pak... Yaa Allah, kasihan sekali orang ini, tergeletak di jalan setelah di tabrak lari oleh pengendara tak bertanggung jawab."

Lalu bergegaslah sang pria penyelamat tersebut mengangkat tubuh sang ayah masuk ke dalam mobil untuk di bawa ke rumah sakit. setibanya di rumah sakit, sang pria penyelamat tersebut bergegas melapor ke polisi atas kejadian tersebut untuk di tindak lanjuti atas yang terjadi tadi.
polisi pun tiba, dan bertanya, "apa yang sedang terjadi tadi?".
pria penyelamat pun menjawab, "tadi baru saja di jalan saya temukan bapak ini yang saya antar tadi tergeletak di tengah jalan dan berlumuran darah, di sinyalir bahwa bapak ini korban tabrak lari."
polisi melanjudkan pembicaraannya, "Baik lah, akan saya tindak lanjuti kejadian perkara ini."

tak lama kemudian, polisi mencari-cari informasi untuk menghubungi sarah yang ada di rumah. caranya pun sederhana, dengan menggunakan / memanfaatkan HP sang ayah untuk menghubungi sarah.
"Selamat malam, apakah betul ini bu sarah, anak dari pemilik HP ini?"
"iya, saya sarah. ada apa ya, dan siapa ini?"
"Saya dari kepolisian, ingin melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan di simpang 0 yang menelan korban, ayah anda."
"apa...?!! ah yang bener ah bapak... jangan main-main.. saya tidak suka dengan orang yang bercanda kelewat batas seperti ini!"
"tidak bu, kami serius. ayah anda sekarang di rawat di rumah sakit Fi sabilillah. untuk lebih jelasnya, anda bisa kemari."
"baiklah kalau begitu, saya akan segera kesana."

Dengan tergesah-gesah, Sarah beranjak dari tempat duduknya setelah menerima Telephone dari kepolisian tentang tabrakan tersebut. sesampainya di rumah sakit Fi Sabilillah, sarah bertanya kepada Resepsionis rumah sakit tersebut, "Sus, pasien korban tabrak lari di rawat di mana ya?"
"di lantai tiga sebelah kanan Musholah Ruang Melati."
"terima kasih Sus."
sambil berlari, sarah meneteskan air matanya lantaran kejadian yang menimpa ayahnya.
"Ayah…! Ayah…! Ayah baik-baik saja kan? … Ayah… ! Bangun Ayah… Bangun…"
Sang ayah pun terbangun dan berkata Lirih kepada Sarah sembari mengingatkan atas pesan-pesan yang telah di sampaikannya waktu itu, "Anak ku, Ingat lah pesan-pesan ayah ketika kita berada di padang Rumput dekat Sungat di bawah Pohon. Mungkin waktu ayah sudah tak lama lagi di bumi ini, ayah ingin menjemput ibumu. Jaga dirimu baik-baik ya nak."

sembari menangis sarah berkata pada ayahnya, "Tidak ayah…! Tidak…! Ayah tak boleh bicara seperti itu, ayah tidak boleh pergi jangan Tinggal kan Sarah sendiri… sarah tak mau sendiri… sarah ingin bersama ayah."
"Tidak, Kamu tak sendiri… Allah selalu bersamamu dan selalu berada di dekatmu, jadi Ikhlaskan kepergian Ayah nanti." jawab ayahnya sambil tersenyum dan menghapus air mata Sarah.
"Tidak ayah, sarah tak mau sendiri… ayah tak boleh pergi… Jangan pergi… Jangan pergi…!"

Tak lama setelah itu, di mata ayahnya Nampak sebuah Sinar nan lembut menghampirinya. Maka tak lama setelah itu Wafatlah Sang ayah dengan meninggalkan sebuah amanat kepada anaknya.

The End

Pesan : "Ketika sang maut Datang, Maka apalah yg harus di perbuat, sehingga tiada Bisa lagi di tunda kedatangannya. Kematian adalah sebuah Awal dari rantai kehidupan, menuju ke Sang Maha kekal."

Create on Surabaya 20 juni 2012
By Achmad Yusuf Sinatriya

No comments:

Post a Comment